jurnalpeayanan.com, Malang - Perkembangan Gereja yang ada di jaman akhir ini ditemukan fenomena yang muncul dalam komunitas Kristen di Indonesia yakni terjadinya permasalahan pertumbuhan Gereja dimana salah satunya perbedaan pertumbuhan jemaat ada pesat dan ada pula yang meredup bahkan ada yang mau tutup gerejanya. Penerbit Gandum Mas mengagasnya dalam sebuah seminar penting bertajuk “Mengapa Sebagian Gereja Bertumbuh Pesat Dan Yang Lain Meredup?”. Acara ini diselenggarakan oleh Gandum Mas dan bersinergi dengan BMGK Kota Malang, BKSG Kabupaten Malang, BKSG Kota Batu, dan beberapa Media (23/6/2025) di GBI Kristus Gembala di Jalan Ciliwung No. 5, Kecamatan Blimbing, Kota Malang. Peserta yang hadir dalam seminar dari berbagai pimpinan dan jemaat gereja dan acara di adakan secara onsite dan online.
Narasumber
seminar: Pdt. Em. Robby I. Chandra, M.A.,
M.A.Th., D.Min dari Bilangan Research Center (BRC) dan Rev. Keith Sorbo, PhD,
misionaris dari Amerika Serikat. Moderator yang luar biasa Pdt.
Yahya Afandi,M.A.Th dari STT Satya Bakti Malang dan MC Pdt.
David Tumbelaka.
Pembicara pertama Pdt.
Robby dari BRC menguraikan hasil riset tentang kondisi gereja saat ini,
dinamika dan berbagai tantangan. Tegas dinyatakan oleh Pak Robby ada temuan-temuan dan
bukti di lapangan yang beliau melakukan Riset menemukan kondisi Gereja gereja
yang bertumbuhan di Indonesia maka diambil kesimpulan gereja di desa yang
cenderung tidak bertumbuh khususnya kalangan Anak Muda dan Dewasa dibandingkan
dengan Gereja di kota yang bertumbuhan anak Muda dan Dewasa yang baik. Temuan
lain dalam riset lanjutannya “ adanya korelasi pendidikan hamba Tuhan pertumbuhan gereja. Selain itu,
keterlibatan jumlah jemaat dalam pelayanan juga berpengaruh,” ujarnya. Pentingnya
peran pemimpin juga menjadi sorotan Pdt Robby. Sebab pemimpin menurut beliau
merupakan orang yang punya daya atau pengaruh pada orang lain.
“Dari mana asal daya atau pengaruh
itu? Pertama punya kelebihan– pilihan Tuhan, kedua mendapatkan kepercayaan
orang. Ketiga menggunakan dengan efektif dan efisien pengaruhnya,” urainya.Sementara
itu Rev Keith Sorbo, misionaris dari Amerika Serikat, menguraikan tentang
faktor yang menghambat dan mendukung pertumbuhan gereja.
Ia membeber sederet faktor yang
menghambat pertumbuhan gereja. Di antaranya karena kurangnya visi dan misi yang
jelas. Kemudian kepemimpinan yang lemah. Faktor lainnya hanya berfokus ke
dalam, pemuridan yang buruk, budaya gereja yang tidak sehat, pelayanan yang
tidak relevan atau kurang berkualitas, kurangnya koneksi komunitas, hingga
gagal beradaptasi.
“Pengelolaan yang buruk,
ketergantungan yang berlebihan pada satu orang dan apatis spiritual juga
menjadi faktor penghambat pertumbuhan gereja,” papar Rev Keith Sorbo.Sedangkan
pertumbuhan gereja terdiri dari berbagai faktor. Di antaranya faktor rohani
seperti doa, ibadah, ajaran, dan pemuridan.Faktor sosial pun menjadi penentu.
Seperti suasana, cell, anak, dan inklusif.
“Faktor lainnya yakni organisasi, visi dan misi, kepemimpinan, volunteer, dan administrasi juga berpengaruh. Faktor lingkungan seperti lokasi, kontektualisasi, strategi penginjilan. Ada juga faktor teknologi seperti ibadah online, media dan faktor hubungan seperti kepedulian, mengundang, kerjasama,” katanya. Dalam pemaparannya, Rev. Keith Sorbo mengulas tipologi besarnya gereja dari Gary McIntosh. Yakni gereja kecil, gereja sedang, dan gereja besar.
Ia lantas membeber strategi
pertumbuhan gereja kecil. Menurut Rev Keith Sorbo terdapat sejumlah strategi
untuk pertumbuhan gereja kecil.“Di antaranya memperbarui maksud keberadaan
gereja. Ingatlah tentang alasan Tuhan Yesus mati di kayu salib. Ia datang untuk
mencari dan menyelamatkan yang hilang. Oleh karena itu, perlu dirumuskan
kembali tujuan Tuhan Yesus menjadi visi gereja yang nyata dengan bahasa yang
segar. Kembangkan fokus keluar. Tekankan misi dan pelayanan di atas hubungan di
dalam gereja,” paparnya.
Selain itu dengan memulai pelayanan
baru. Sebab pelayanan yang dijalankan sebelumnya bisa saja menyebabkan
kejenuhan. Lalu, meningkatkan penginjilan, membuka kelompok, dan kelas baru.Melibatkan
orang baru menurut Rev. Keith Sorbo juga bisa menjadi strategi pertumbuhan
gereja kecil.“Orang baru belum merasa jadi bagian dari gereja kalau mereka
belum terlibat secara berarti di dalam pelayanan atau kepemimpinan. Berikan
kesempatan pelayanan dan kepemimpinan kepada mereka,“ jelasnya.
Terakhir yang paling penting adalah
memberdayakan/empower. Sadarkan mereka tentang manfaat dan berkat dalam
melayani, perlengkapi kompetensi mereka dengan pelatihan, libatkan mereka
dengan otoritas/wewenang, jalankan evaluasi untuk memonitor mereka, dan terus
doronglah/encourage mereka dengan memberikan pujian di depan umum atau
koreksi secara pribadi. (red)
0 Komentar