Pendahuluan
Bahasa
Roh merupakan suatu hal yang krusial diantara orang-orang Kristen saat ini, ada
yang berkata bahwa bahasa Roh merupakan suatu hal yang mutlak dimiliki oleh
orang yang percaya kepada Kristus, dan ada juga yang mengatakan bahwa bahasa
Roh adalah sesuatu yang tidak mutlak dimiliki oleh orang-orang yang percaya.
Perbedaan pendapat tentang hal inipun seringkali menimbulkan suatu konflik
antara yang satu dengan yang lain. Pemahaman yang kita miliki tentang bahasa
Roh akan menentukan bagaimana reaksi kita terhadap pembicaraan tentang bahasa
Roh.
Alkitab
merupakan suatu dasar yang membawa kita kepada pemahaman akan karunia bahasa
Roh, untuk itu kita harus bisa mengerti apa yang dimaksud dari tulisan yang ada
di dalam Alkitab itu sendiri. Segala sesuatu yang tertulis tidak boleh boleh
kita tafsirkan dengan pemikiran kita sendiri, tidak boleh kita tafsirkan
berdasarkan kebutuhan kita sendiri, melainkan menafsirkan segala sesuatu yang
tertulis di dalam Alkitab berdasarkan amanat teks, ataupun konteks dekat dari
tulisan tersebut.
Bahasa
roh adalah suatu istilah dalam ajaran karunia roh itu sendiri. Dalam bahasa
Inggris bahasa roh diterjemahkan Tongue,
bahasa Yunani Glossalalia dan dalam
bahasa Indonesia sendiri sering disebut bahasa Roh. Bahasa roh merupakan
terjemahan dari bahasa Yunani yaitu Glossalalia
yang terdiri dari dua kata yaitu “Glossa” dan “Lalia.” Istilah kedua dari
kata Glossalalia adalah “Lalia” yang
berasal dari kata Yunani yaitu “Laleo” yang berarti saya berbicara dan saya bercakap
atau saya mengucapkan. Selain memiliki
pengertian bahasa lidah, Glosa juga
sering diartikan sebagai karunia atau kemampuan yang serupa dengan bahasa
(Markus.16:17; 1 Korintus 14:13, dan 26).
Bahasa Roh dalam Alkitab
Hari
ke-50 setelah kebangkitan Tuhan Yesus sering disebut sebagai hari Pentakosta,
yang tercatat dalam Kisah Para Rasul 2, pada saat itu para Rasul berkata-kata
dengan berbagai bahasa. Pada saat terjadinya pencurahan Roh kudus banyak
tanda-tanda ajaib yang disertai dengan angin keras, dan juga tampaknya
lidah-lidah api. Para Rasul berbicara dalam bahasa-bahasa lain, yang bukan
bahasa daerah mereka sendiri, mereka berbicara dengan berbagai bahasa karena
diberikan karunia oleh Roh Kudus. Peristiwa berikutnya orang-orang percaya yang
bukan keturunan Yahudi, juga mendapat karunia berbahasa Roh. Peristiwa ini terjadi
di Kaisarea, terjadi di rumah perwira Italia yang bernama Kornelius dalam Kisah
Para Rasul 10 dan terjadi juga pada di Efesus dalam Kisah Para Rasul 19.
Selain
dalam Kisah Para Rasul bahasa Roh juga dibahas oleh rasul Paulus dalam suratnya
kepada jemaat di Korintus, rasul Paulus menggunakan kata Glossalalia sebagai sebutan untuk karunia berbahasa Roh. Istilah Glossalalia dalam Korintus ini memiliki
perbedaan dalam bahasa lidah di Kisah Para Rasul pada hari pentakosta. Bahasa
roh yang terjadi di hari pentakosta adalah bahasa yang dapat dimengerti oleh
pendengarnya dalam bahasa Yunaninya adalah xenolalia.
Bahasa lidah di surat Korintus adalah bahasa lidah yang tak dapat dimengerti baik
oleh yang mengucapkan maupun orang yang mendengarkannya, kecuali jika ada yang
diberikan karunia untuk menafsirkan bahasa Roh tersebut (1 Korintus 14:2,5,19).
A.
Fungsi Bahasa Roh
1.
Membangun diri sendiri
1 Korintus 14:4 “Siapa
yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia membangun dirinya sendiri, tetapi siapa
bernubuat, ia membangun jemaat. Roh Kudus sangat berperan penting dalam diri
setiap orang percaya. Tanpa pekerjaan Roh Kudus dalam diri kita, maka kita
tidak akan tahu arah tujuan hidup. Kita tidak mengerti secara sempurna
bagaimana cara berdoa yang benar. Namun Roh Kudus-lah yang membantu kita, untuk
menghantarkan doa kita kepada Allah Bapa. Bahasa Roh berguna untuk membangun hubungan
pribadi kita dengan Tuhan, bahasa roh ditunjukkan kepada Allah.
Jadi, bahasa Roh adalah bahasa doa. Hanya Allah sajalah yang mengetahui
artinya, kecuali ada yang menafsirkannya melalui karunia menafsirkan bahasa roh
(1 Kor 12:10).
2.
Membangun jemaat
Fungsi bahasa roh bagi
jemaat adalah, untuk memberikan penghiburan. Roh Kudus tidak hanya berperan
penting bagi diri kita sendiri, tetapi juga bagi jemaat. Bahasa Roh membantu
jemaat untuk berkomunikasi dengan Tuhan, ketika jemaat berdoa, bukan lagi
mereka yang menyampaikan permohonan kepada Allah, melainkan Roh Kudus sendiri.
Penggunaan bahasa Roh dalam ibadah akan membangun jemaat apabila bahasa Roh itu
dapat ditafsirkan, sehingga dapat dimengerti oleh jemaat. Maksud
Allah memberikan karunia berbahasa Roh
adalah untuk pembangunan tubuh Kristus, tubuh yang satu itu. Hal ini
merupakan penekanan utama Rasul Paulus dalam pengajarannya mengenai
karunia-karunia dan pelayanan tubuh yang beragam dan berbeda-beda satu dengan
yang lain (Roma 12:3-8; 1 Kor 12:4-31).
B. Pandangan
yang benar tentang bahasa Roh
Adapun
pemahaman yang harus kita miliki tentang bahasa Roh, yakni:
- Bahasa Roh Sebagai Karunia
Dalam 1 Korintus 14:27 Paulus mengatakan
bahwa dalam pertemuan jemaat hanya dua tiga orang yang seharusnya berbicara
dalam bahasa roh, itu pun apa bila ada yang menafsirkan sehingga setiap orang dapat
mengerti apa yang sedang dikatakan Allah kepada jemaat dalam pertemuan itu. Bahasa
Roh adalah pemberian Allah kepada orang yang diperkenankan oleh-Nya. Bahasa Roh
pada hakekatnya adalah karunia yang harus dihargai, disyukurin dan dipergunakan
dengan baik untuk membangun kerohanian kepada Tuhan, dan juga untuk membangun
jemaat atau sesama (1 Kor.14:26).
- Bahasa
Roh bukanlah yang utama dalam kehidupan orang percaya
Karunia berbahasa Roh bukanlah hal yang utama dalam
kehidupan beriman kepada Tuhan, (1 Kor.14:5), karena karunia itu berbeda-beda
kepada setiap orang, tetapi Roh yang memberikan karunia itu sama, sehingga
tidak ada yang namanya perpecahan. Bahkan Rasul Paulus mengatakan kepada jemaat
di Korintus untuk mengejar karunia yang utama yaitu karunia untuk bernubuat,
menyampaikan Firman Tuhan kepada orang lain.
- Bahasa
Roh memiliki aturan dalam penggunaan
Segala sesuatu yang dari Allah itu ada
sistematikannya dan diatur dengan bukanlah sesuatu hal yang porak-poranda,
demikian juga dalam hal penggunaan bahasa harus berlangsung dengna sopan dan
teratur. Sama seperti yang dikatakan oleh rasul Paulus dalam suratnya 1
Korintus 14:40 ”Tetapi segala sesuatu
harus berlangsung dengan sopan dan teratur”.
- Bahasa
Roh tidak bisa dipelajari
Bahasa Roh adalah karunia, yang namanya karunia didapatkan
secara cuma-cuma dari Allah bukan karena hasil usaha manusia, melainkan
pemberian Allah. Bahasa Roh bukanlah
seperti kemampuan untuk berbahasa lain, bahasa Roh bukanlah sesuatu yang bisa dipelajari. Kecuali jika
ada yang merindukan karunia ini maka ia harus dengan sungguh-sungguh berdoa
kepada Allah untuk meminta supaya dianugerahkan karunia berhasa Roh.
Kesimpulan
Bahasa Roh adalah karunia dari Allah, tidak dapat dipelajari
dengan cara-cara manusia. Bahasa Roh tidak boleh dipaksa untuk dimiliki oleh
setiap orang percaya sebab, karunia setiap orang diberikan berbeda oleh Tuhan.
Jika pun ada ada yang diberikan karunia oleh Allah untuk berbahasa Roh baiklah
itu digunakan untuk membangun hubungan kepada Allah, baik hubungan pribadi
maupun hubungan dalam satu komunitas Kristen.
Mahasiswa STTIAA Prodi S1 Teologi
0 Komentar